Santri Trensains Sragen Berburu Saturnus

TRENSAINS SRAGEN – para santri Trensains kelas 10 dibimbing asatidz berburu dan berhasil memotret Saturnus. Momen itu terjadi pada Sabtu malam, (5/10/2019), baru-baru ini.

 

Apa artinya ini? peradaban santri Trensains Sragen lebih maju satu langkah. Mengapa demikian?

 

Di tahun ke-7 ini Trensains Sragen mempunyai teleskop baru melengkapi koleksi sebelumnya agar teleskop ini berdaya guna maka harus ada asatidz yg memahami seluk beluk teleskop dan terampil mengoperasionalkan bahkan juga harus mulai memahami dasar-dasar astronomi.

 

Semua pengetahuan ini harus ditransfer kepada para santri yg berasal dari berbagai daerah di negeri ini. Para santri pun mempunyai kebiasaan baru bangun malam untuk ngaji langit, ngaji ayat-ayat Semesta.

 

Kemarin malam nyimak Bulan malam ini berburu dan memotret Saturnus malam lusa melacak Jupiter.

 

Ingatan kita melayang pada pesan ahli hikmah atau hadis Nabi saw. Uthlubil ‘Ilma Walau bis Shishina, tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri China.

 

Setelah membuka lembar sejarah ternyata Supernova atau bintang meledak diamati oleh para astronom kerajaan China di milenium pertama jauh sebelum Arab dan Eropa yg menemukan Supernova di abad berikutnya itu artinya tradisi nyimak kitab besar alam semesta telah tumbuh berkembang dg baik di China sejak lama sehingga tidaklah mengagetkan jika saat ini China mencatatkan diri sebagai negara ketiga setelah Rusia dan Amerika yang berhasil mengarungi ruang angkasa.

 

Kita pun jadi teringat pesan ‘eyang’ Albert Einstein “Yang termahal dari ilmu pengetahuan adalah imajinasi. Imajinasi inilah yg kemudian melahirkan kreativitas demi kreativitas dan karya-karya besar ilmu pengetahuan dan teknologi.”

 

Bangun di malam hari dan menyimak langit gelap dan jagad raya luas akan membangkitkan pertanyaan-pertanyaan susulan yang menjadi hal utama dalam ilmu pengetahuan.

 

Dipandu kitab suci al-Quran yg memuat 299 kata langit dlm empat bentuk nakirah mufrad, ma’rifat mufrad, nakirah jamak dan ma’rifat jamak diharapkan lahir generasi ilmuwan muslim baru Ibnu Haytsam, Ibnu Siena abad dua puluh satu. Insya Allah.

 

Sebagaimana diketahui, Trensains Sragen merupakan pesantren sains pertama di Indonesia, bahkan mungkin di dunia Islam Sunni. Pesantren yang unik karena materi khasnya adalah intereraksi al-Quran dan sains ini mulai dilirik oleh masyarakat luas. Saat ini tercatat para santri berasal dari 27 provinsi di Indonesia. (HZ)

 

Bagikan Artikel:

Leave a Comment

SMA Trensains Muhammadiyah Sragen, menyiapkan Ibnu Sina abad 21 dengan mengkaji & meneliti ayat-ayat semesta dalam Al-Quran dan Hadis Nabawi.


Hubungi Kami

Pesantren Sains Trensains Muhammadiyah Sragen

Dawe RT. 15 RW. 06, Banaran, Kec. Sambungmacan, Sragen, Central Java, Indonesia 57253