Trensains.sch.id- SMA Trensains Muhammadiyah Sragen menyelenggarakan Test of Arabic as a Foreign Language (Toafl) dan Test of English as a Foreign Language (Toefl) sebagai standarisasi berbahasa dan syarat kelulusan santri kelas 12. Serangkaian tes dilakukan dari Senin-Jumat, (9-13/12/2024) yang diikuti santri kelas 12 SMA Trensains Muhammadiyah Sragen.


Sebanyak 100 santri mengikuti pembukaan dan pembekalan tes Toafl dan Toefl dari lembaga Al-Azhar Center dan English Versity, Kampung Inggris, Pare, Kediri. Sebelum ujian, santri diberi materi Listening/Istima’, Structure/Tarokib, dan Reading/Qiro’ah.

Santri akan diuji tiga kemampuan berbahasa Arab dan Inggris, yaitu mendengarkan, struktur dan pernyataan tertulis, dan memahami bacaan. Setelah memperoleh materi, santri mengikuti tes dan diharuskan memperoleh nilai minimal 450.

Berdasarkan hasil ujian yang dilakukan santri angkatan Magnolia, nilai tertinggi tes Toafl yaitu Asma Adibah (553), Radhesta Neyza (553), dan Ubaidillah Nawwaf (543). Sementara itu, nilai tertinggi Toafl yaitu Rumi Maulana (593), Aria Hana (580), dan Asma Adiba (530).
Santri yang mendapatkan skor di bawah 450 akan mengikuti tes remidial sampai memenuhi minimal skor. Upaya tersebut sebagai bentuk komitmen Trensains membekali santri memperoleh kemampuan bahasa asing dalam berkomunikasi dan keterampilan bahasa yang bersertifikasi. Keduanya sangat dibutuhkan dalam pengembangan diri siswa untuk memasuki persaingan global studi lanjut.

Seperti halnya yang disampaikan Radhesta, “Tes ini memberikan kesempatan untuk mengukur kemampuan saya dalam bahasa Arab dan Inggris yang sangat diperlukan di dunia global saat ini. Saya merasa kedua tes ini bukan hanya sebagai penilaian, tetapi juga sebagai langkah awal untuk membuka peluang lebih luas dalam studi internasional. Antusiasme saya berasal dari keyakinan bahwa dengan mengikuti tes, saya bisa mengetahui sejauh mana kemampuan saya dan bagaimana saya bisa terus meningkatkan (kemampuan) diri.”

“Belajar yang dilakukan melalui proses panjang selalu punya hasil yang jauh lebih baik dari belajar yang dilakukan secara singkat. Begitu juga belajar bahasa, karena bahasa adalah kebiasaan,” ujar Asma yang puas dengan skor yang didapatnya.

Sebagai persiapan tes, Trensains menerapkan pembiasaan berbahasa asing sejak pertama masuk Trensains. Santri diajarkan bahasa Arab dan Inggris dalam proses pembelajaran dan komunikasi di lingkungan pondok. Kebiasaan tersebut telah membuat lulusan Trensains memenuhi standar persaingan global di berbagai bidang kehidupan.