Tadabbur Surat Al-Humazah: “Laknat Allah Bagi Si-Penista Agama”

(Oleh: Hakim Zanky, Lc)

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ ﴿١﴾ الَّذِي جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ ﴿٢﴾ يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُ أَخْلَدَهُ ﴿٣﴾ كَلَّا لَيُنبَذَنَّ فِي الْحُطَمَةِ ﴿٤﴾ وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْحُطَمَةُ ﴿٥﴾ نَارُ اللَّهِ الْمُوقَدَةُ ﴿٦﴾ الَّتِي تَطَّلِعُ عَلَى الْأَفْئِدَةِ ﴿٧﴾ إِنَّهَا عَلَيْهِم مُّؤْصَدَةٌ ﴿٨﴾ فِي عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ ﴿٩﴾

Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, (2) yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung, (3) dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, (4) sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. (5) Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? (6) yaitu api yang disediakan Allah yang dinyalakan, (7) yang membakar sampai ke hati. (8) Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (9) sedang mereka itu diikat pada tiang-tiang yang panjang. (QS. Al-Humazah [104]: 1-9)

 

Faidah Surat Al-Humazah Ayat 1-9:

1. Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela

Allah melaknat orang yang memiliki sifat mencela dan mengumpat. Ibn Abbas membedakan Humazah dan Lumazah: humzah bermakna mencela orang sedangkan orang yang dia hina tidak ada dihadapannya. Adapun Lumzah bermakna mencela orang langsung dihadapan orangnya. Termasuk dalam hal ini orang yang mencela agama dan syariatnya.

Dikatakan bahwa surat ini turun ditujukan kepada seorang tokoh Makkah bernama Umyyah bin Khalaf. Orang ini merupakan satu dari tiga tokoh Makkah yang paling solid menjegal dakwah Islam. Mereka adalah Abu Jahal, Abu Sufyan, dan Umayyah bin Khalaf. Rosulullah melaknat orang-orang ini sehingga mati mengenaskan. Hanya Abu Sufyan yang akhirnya masuk Islam yakni beberapa saat menjelang pembebasan kota Makkah (Fath Makkah).

2. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitung

Para penista agama itu biasanya datang dari golongan kuat; orang kaya dan pejabat. Mereka tumbuh dari harta haram dan mereka bangga dengan statusnya itu. Ini menujukkan bahwa dalam sejarah para Nabi orang-orang yang menentang dakwah Islam mayoritas adalah orang kaya, orang yang memiliki status sosial yang tinggi.  Kekayaan itulah yang membuat menjadi sombong, sehingga menolak kebenaran.

3. Dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya

Para penista itu berpikir bahwa harta yang mereka miliki dapat membuat mereka eksis seumur hidup. Selama ini semua dapat ia beli. Jabatan dan pengaruh bisa ia tebus dengan harta. Bahkan kebenaranpun dapat ia beli.

Padahal itu semua hanya sementara, pada saatnya nanti mereka mati juga. Mereka lupa harta dan kekuasaan itu adalah amanah yang akan dimintai pertanggungjawaban.

4. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah

Apa yang mereka pahami tetang kehidupan ini ternyata keliru. Semua usaha dalam rangka menjegal agama itu akan kembali kepada mereka sendiri. Kehinaan di dunia dan akhirat sekaligus. Kelak di akhirat disediakan tempat khusus bernama “Huthomah.”

5. Dan tahukah kamu apa Huthamah itu? yaitu api yang disediakan Allah yang dinyalakan

Allah meperkenalkan satu istilah baru bernama “Huthamah”. Nabi Saw dan para sahabatpun tidak mengetahui. Setelahnya Allah menjelaskan apa itu Huthamah.

Huthamah adalah mahluk Allah berupa api di neraka. Api itu Dia sendiri yang menyalakannya untuk membakar para penista agama.

6. Yang membakar sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, sedang mereka itu diikat pada tiang-tiang yang panjang

Bagiamana cara kerja Huthamah itu? Ternyata api Huthamah membakar fisik dan perasaan sekaligus. Sakitnya Huthamah menusuk hingga ke ulu hati. Api itu ditampung dalam tungku yang dahsyat dan ditutup rapat-rapat sehingga panasnya tidak menjalar kemana-mana. Sementara si-penista dipanggang hidup-hidup dalam tiang pancang yang menjulang.

Wallahu ‘Alam bis Shawwab

 

 

 

 

Bagikan Artikel:

Leave a Comment

SMA Trensains Muhammadiyah Sragen, menyiapkan Ibnu Sina abad 21 dengan mengkaji & meneliti ayat-ayat semesta dalam Al-Quran dan Hadis Nabawi.

Hubungi Kami

Pesantren Sains Trensains Muhammadiyah Sragen

Dawe RT. 16, Banaran, Kec. Sambungmacan, Sragen, Central Java, Indonesia 57253