SRAGEN, trensains. sch.id – Di Indonesia teleskop masih menjadi barang langka, barang mewah. Tidak banyak sekolah unggulan sekali pun yang memilikinya. Di perguruan tinggi masih jarang apalagi di pesantren.
Di beberapa negara maju seperti Amerika dan Jepang misalnya teleskop telah menjadi barang rumahan semacam mainan anak-anak. Banyak tersedia di toko-toko.
Teleskop berfungsi untuk melihat sesuatu yang jauh menjadi tampak lebih dekat dan lebih besar. Kita terbiasa melihat bulan purnama piringan mulus yang cerah. Dengan teleskop bagian-bagian gelembung dan cekungan tampak jelas. Imajinasi pun berkembang.
Kata “Al-Mukarrom” Albert Einstein imajinasi adalah hal terpenting dan termahal dalam sains. Teleskop merupakan piranti pembangkit imajinasi.
Momen Sabtu Siang, 20 Juli 2019
Jam 13.00-16.30 WIB
Pada Sabtu 20/7/2019 Trensains Sragen menambah jumlah koleksi teleskopnya seiring jumlah santri yang juga bertambah.
Para asatidz ditraining langsung oleh astronom alumni ITB Bapak Hendro dan pak AR Sugeng dari Observatorium Assalam Surakarta.
Pak Hendro cerita sejarah astronomi di dunia islam. Lanjut pak AR cerita pengalamannya “ngengkrami” komunitas falak hingga punya observatorium.
Sabtu Malam
Jam 20.00-23.15 WIB
Sekarang giliran santri yg ditraining pak Hendro. Mendapat kuliah astronomi serta kegunaannya dalam ibadah. Dilanjut “Njajal” teleskop baru melihat bulan. Acara selesai jam sebelasan. Hingga pak Hendro pamit para santri masih asik dengan mainan barunya. Selamat menjelajahi langit luas, para santri!
Sebagaimana diketahui, Trensains merupakan pesantren sains yang baru didirikan tahun 2013. Pesantren yang unik karena kecirikhasan al-Quran dan sains-nya ini mulai dilirik oleh masyarakat luas. Tercatat para santri berasal dari 27 provinsi di Indonesia. (HZ)